JAKARTA, KOMPAS.TV Kasus yang melibatkan band punk asal Purbalingga, Sukatani, telah memicu perdebatan luas mengenai kebebasan berekspresi di Indonesia. <br /> <br />Setelah merilis lagu berjudul "Bayar Bayar Bayar" yang mengkritik dugaan korupsi di tubuh kepolisian, para personel Sukatani mengunggah video permintaan maaf kepada institusi Polri dan menarik lagu tersebut dari peredaran. <br /> <br />Kebebasan berekspresi di Indonesia pun dinilai semakin sempit. Menyoroti hal ini budayawan Erros Djarot mengatakan, bahwa adanya ketakutan yang tidak jelas terhadap kaum penjilat yang tidak jelas juga. <br /> <br />"Ada satu ketakutan dari curator yang berlebihan, dan itu hanya untuk kepentingan pribadinya," ucap Erros Djarot dalam pandangannya berupa kebebasan berekspresi, Rabu (26/2/2025). <br /> <br />Baca Juga Intimidasi Polisi ke Band Sukatani, Penasihat Ahli Kapolri Hermawan Sulitsyo: Lawanlah! | SATU MEJA di https://www.kompas.tv/talkshow/576990/intimidasi-polisi-ke-band-sukatani-penasihat-ahli-kapolri-hermawan-sulitsyo-lawanlah-satu-meja <br /> <br />Produser: Leiza Sixmansyah <br /> <br />Video Editor: Galih <br /> <br />#sukataniband #prabowo #fadlizon #jokowi #dpr <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/576991/blak-blakan-budayawan-erros-djarot-soal-kebebasan-berekspresi-hingga-singgung-fadli-zon-satu-meja